Salah satu unsur penting yang berperan didalam penyebaran informasi dan menumbuhkan kesadaran serta motivasi bagi sebuah perubahan masyarakat adalah media massa. Hal ini disebabkan pada satu persepsi bahwa salah satu kebutuhan utama dalam bidang informasi, manusia memanfaatkan informasi pada posisi yang sangat mendasar, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Informasi digunakan dengan adanya kebutuhan untuk berbagai tujuan mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam hubungan ini kehadiran media sebagai sarana penyampaian informasi menjadi penting artinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media masa adalah alat (sarana) dan saluran resmi sebagai alat komunikasi massa untuk menyebarkan informasi atau berita dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan arena seluas-luasnya. Namun media biasanya menyesuaikan dengan kehidupan politik pada umumnya, oleh karena itu kebijakan pemerintah mengenai media juga disesuaikan dengan kepentingan politik lokal. Keanehan yang terjadi pada masa ini adalah, bahwa dalam kondisi keamanan yang relatif stabil pemerintah memberi kontrol yang cukup ketat pada media dengan alasan stabilitas nasional. Padahal kondisi lapangan tidak menunjukkan tanda bahwa negara (dan pers) harus diawasi secara ketat. Jadi media massa pada masa sekarang dalam proses pemberian informasiterhadap khalayak selalu mengalami proses penseleksian dan pemilahan terhadap isu yang akan ditampilkan, hal itu ditujukan untuk menarik minat komunikan sehingga mau menerima atau menolak sebuah ide dari isu tertentu.
Untuk suksesnya komunikasi massa kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri komunikasi itu, yang meliputi sifat-sifat unsur yang mencangkupnya. Prof. Drs. Onong Uchjana Efendi, memberikan lima ciri-ciri, diantaranya:
a. Sifat Komunikan
Komunikasi ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen. Ciri khas dari komunikan komunikasi melalui media massa ini ialah pertama bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam periode waktu yang singkat saja. Kedua, komunikan massa sifatnya heterogen. Selain itu komunikator tidak tahu apa pesan yang disampaikannya menarik perhatian audience atau tidak.
b. Sifat media massa
Sifat media massa adalah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan serempak yakni keserempakan kontak antar komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Dengan kata lain sebuah issue dapat ditampilkan secara serempak meski mengambil engle yang berbeda sesuai idiolodi dari sebuah media. Hal ini dapat dicontohkan berbagai media menampilkan salah satu isu yang sama dalam waktu yang tidak jauh antara media satu dengan media lain. Selain itu sifat media massa adalah cepat (rapid). Artinya memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang dalam waktu yang cepat. Ketika melihat isu yang cukup aktual dan sangat menarik untuk dinikmati oleh khalayak, sebuah media akan menampilkan isu tersebut dengan cepat, hanya selang beberapa waktu dan bahkan selang beberapa jam saja mampu melihat atau menerima informasi mengenai sebuah issue. Sebagai contoh saat terjadinya Tsunami dan Gempa di Aceh maupun di Jogjakarta, kejadian gempa di Jogjakarta sekitar pukul 06.00 pagi, selang waktu satu jam saja media elektronik (Metro TV) langsung menyiarkan secara langsung berbagai kejadian disekitar redaksi televisi itu. Beberapa waktu kemudian baru berbagai daerah baik di Bantul, Sleman dan Jogja diliput lebih akurat seberapa jauh dan seberapa parah kejadian dan kerusakan yang ditimpa.
c. Sifat pesan
Sifat pesan media massa lebih umum. Media massa adalah sarana menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena pesan komunikasi massa bersifat umum, maka lingkungannya menjadi universal, mengakui segala hal dan dari berbagai tempat. Pesan-pesan tersebut bisa mengenai politik, budaya, militer, kemasyarakatan, dan sebagainya. Sifat lain media massa adalah sejenak (transient), hanya sajian seketika. Sebuah media dalam memuat issue ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan biasanya hanya sejenak atau beberapa kali saja yang dianggap saat itu baru aktual. Seperti pemberitaan yang ada dibulan juni 2007 yaitu tertangkapnya dua tokoh terorisme di Indonesia, dari Al-Jama’ah Al-Islamiyah, Abu Dujana dan Abu Irsyad yang tertangkap di daerah Banyumas dan di Ngaglik Sleman. Pemberitaan tentang isu tersebut hanya
bertahan beberapa pekan saja karena keaktualannya yang semakin berkurang.
d. Sifat Komunikator
Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka komunikator dalam media massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, TV, adalah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi yang kompleks. Pesan-pesan yang sampai kepada khalayak adalah hasil kerja kolektif. Oleh karena itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi media massa. Berita yang disusun oleh seorang wartawan tidak akan sampai kepada pembaca kalau tidak dikerjakan oleh Redaktur, lay outer, juru cetak, dan karyawan lain dalam organisasi surat kabar atau majalah tersebut.
e. Sifat Efek
Sifat komunikasi melalui media massa yang timbul pada komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Apakah tujuannya agar komunikan tahu saja, atau agar komunikan berubah sikap dan pandangannya, atau agar komunikan berubah tingkah lakunya. Seorang komunikator akan membawa komunikan kemana arah dan tujuan dari media itu, baik itu yang sesuai dengan idiologi media itu atau bahkan sesuai dengan keadaan dan peta politik saat media itu menyajikan. Sehngga ketika komunikan sudah terbawa oleh berita.
Dalam upaya memahami karakteristik media massa perlu di ketahui terlebih dahulu karakteristik komunikasi massa yang diungkapkan William L. Rivers, et.al. yang diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna yaitu pertama komunikasi massa adalah sifatnya yang satu arah. Memang ada televisi atau radio yang mengadakan dialog interaktif yang melibatkan khalayak secara langsung, dan menghasilkan sifat yang dua arah, namun itu hanya untuk keperluan terbatas. Kedua, selalu ada proses seleksi. Misalnya, setiap media memilih khalayaknya. Kalau diterapkan dinegara kita dapat dicontohkan berupa Koran KOMPAS untuk kalangan menengah ke atas saja. Majalah Trubus untuk kalangan para pecinta tanaman, hewan dan para usahawan mandiri dari agronomi. Ketiga, karena media mampu menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diperlukan sebenarnya tidak terlalu banyak sehingga kompetisinya selalu berlangsung ketat. Keempat, untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, harus berusaha membidik sasaran tertentu. Sebagai contoh, editor koran selalu mengingatkan reporternya untuk mencari berita yang menarik minat orang-orang yang akan menyampaikannya kepada orang lain atau dengan kata lain isu yang dimuat lebih populer. Televisi juga merancang programnya untuk memikat segmen khalayak tertentu yang akan menyebarluaskannya, misalnya acara opera sabun untuk ibu-ibu rumah tangga. Orang lain yang semula tidak tertarik akan terdorong untuk menyaksikan acara yang banyak diperbincangkan.
Kelima, komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara media dan masyarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial dan ekonomi di mana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya. Oleh sebab itu, untuk memahami media secara baik, kita harus memahami pula lingkungan atau masyarakat di mana media itu berada. Sedangkan untuk memahami sebuah masyarakat kita harus menelaah latar belakang, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu, diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat, demi memahami media secara benar.
Fungsi dan Peranan Media Massa
Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, yang mengutip ungkapan Wright (1959) bahwa ada empat kegiatan utama komunikasi massa yang terkadang disebut fungsi media massa yaitu pengawasan terhadap lingkungan, membantu masyarakat menanggapi lingkungannya, menyampaikan warisan budaya kepada generasi baru dan digunakan sebagai hiburan. Masing-masing dari keempat kegiatan utama komunikasi massa dimungkinkan mempunyai dampak yang diinginkan dalam kaitan dengan kesejahteraan masyarakat atau anggotanya. Fungsi itu juga mampu menghasilkan dampak yang tidak diinginkan, (Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen., 2003: 90-91) diantaranya maraknya berbagai media yang muncul di sekitar kita yang menampilkan atau memberitakan berbagai kejadian secar fulgar dan bahkan menampilkan berbagai rubrik khusus yang berdampak pada khalayak dibawah umur yang ikut menikmati media tertentu, sehingga kegiatan itu akan mengakibatkan kecemasan, menyebabkan asyarakat membatasi diri atau menjadi apatis.
Sedangkan menurut Eni Setiati dalam bukunya, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan ada empat keunggulan media massa yang dapat menjadi fungi dari media massa yaitu media massa berfungsi sebagai Issue Intensifier, media berpotensi memunculkan isu atau konflik, dan mempertajamnya dengan posisinya sebagai intensifier media dapat memblow-up realita menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi transparan. Media massa sebagai Conflik Diminisher, media dapat menenggelamkan suatu isu atau konflik secara sengaja jika menyangkut kepentingan medi ayang bersangkitan atau pihak tertentu, seperti kepentingan idiologi atau yang lain. Media massa sebagai pengarah Konflik Resolution, media massa menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik dan yang terakhir media massa sebagai pembentuk Opini Publik, sebuah media dapat menampilkan isu apa yang baru akutual kemudian mengusung opini para pembaca untuk bisa menerima atau menolak suatu isu tertentu dengan berbagai landasan dan opini yang menguatkan maupun melemahkan isu tertentu.
Selain keempat fungsi diatas terdapat fungsi norma sosial, yaitu ketika masyarakat berubah dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri yang rumit, media massa memperoleh fungsi tambahan yaitu memaksakan norma sosial (sering kali disebut fungsi penegakan tata susila). Dalam fungsi ini media massa menyajikan ke hadapan masyarakat penyimpangan-penyimpangan dari adat istiadat masyarakat yang mapan, moral dan hukum dan mengarahkan terciptanya tanggung jawab menuju suatu moralitas tunggal. Berbagai norma sosial masyarakat ternyata tidak dapat diterima sepenuhnya cocok sepenuhnya bagi individu tertentu dalam masyarakat itu. Norma sosial itu dapat menghalangi pemuasan keinginan dan kehendak. Karena banyak orang menganggap norma itu menjenuhkan dan membebani, ada beberapa ukuran kelonggaran dalam menerapkan (norma itu) baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Namun muncullah perilaku menyimpang dan toleransi pada penyimpangan ini. Tetapi keadaan ini dapat berlanjut hanya sepanjang seseorang tidak dalam keadaan harus mempertahankan dan mencela norma itu.
Fungsi pengubahan status, media massa dapat mengubah status suatu masalah, seseorang, organisasi, atau gerakan sosial dengan cara membuatnya sebagai titik perhatian. Audience media massa benar-benar meyakini bahwa jika seorang itu benar-benar penting, ia akan menjadi pusat perhatian media massa, maka ia benar-benar menjadi orang penting. Fungsi disfungsi kecenderungan pada media massa memusatkan diri pada kecenderungan manusia untuk menggantikan kegiatan (kemasyarakatan) dengan pengetahuan. Disfungsi ini adalah akumulasi informasi (dari media massa) berkenaan dengan masalah umum, dan pengetahuan ini untuk menggantikan kegiatan sosial lembaga) dianggap melakukan juga kegiatan tersebut.