Pengertian Pembelajaran Kolaboratif - Beberapa riset membuktikan bahwa peserta didik akan belajar dengan lebih baik jika mereka secara aktif terlibat pada proses pembelajaran dalam suatu kelompok-kelompok kecil. Peserta didik yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil cenderung belajar lebih banyak tentang materi ajar dan mengingatnya lebih lama dibandingkan jika materi ajar tesebut dihadirkan dalam bentuk lain, misalnya bentuk dalam ceramah, tanpa memandang bahan ajarnya (Warsono dan Hariyanto, 2012: 66-67). Barkley, Cross dan Major, menjelaskan bahwa di dalam pembelajaran kolaboratif, diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok belajar yang dan setiap anggota kelompok tersebut harus bekerja sama secara aktif untuk meraih tujuan yang telah ditentukan dalam sebuah kegiatan dengan struktur tertentu sehingga terjadi proses pembelajaran yang penuh makna.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok untuk membangun pengetahuan dan mencapai tujuan pembelajaran bersama melalui interaksi sosial di bawah bimbingan pendidik baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga terjadi pembelajaran yang penuh makna dan siswa akan saling menghargai kontribusi semua anggota kelompok.
Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ahli bahwa pembelajaran kolaboratif sangat mirip dengan pembelajaran kelompok yang lainnya. Menurut Warsono dan Hariyanto, suatu pembelajaran termasuk pembelajaran kolaboratif apabila anggota kelompoknya tidak tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat beranggotakan dua orang, beberapa orang atau bahkan lebih dari tujuh orang. Lebih lanjut Warsono dan Hariyanto, mengemukakan bahwa pembelajaran kolaboratif dapat terjadi setiap saat, tidak harus di sekolah, misal sekelompok siswa saling membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan pembelajaran kolaboratif dapat berlangsung antar siswa yang berbeda kelas maupun dari sekolah yang berbeda. Jadi, pembelajaran kolaboratif dapat bersifat informal yaitu tidak harus dilaksanakan di dalam kelas dan pembelajaran tidak perlu terstruktur dengan ketat.
Berdasarkan pendapat dari Warsono dan Hariyanto di atas maka dapat diketahui bahwa pembelajaran kolaboratif dapat dilakukan di mana saja, di kelas maupun di luar kelas bahkan dapat terjadi antara kelompok besar siswa sekolah yang satu dengan siswa sekolah yang lain.
Langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran kolaboratif menurut Barkley, Cross dan Major (2012: 45-140) terdiri dari lima langkah, yaitu a) mengorientasikan siswa; b) membentuk kelompok belajar; c) menyusun tugas pembelajaran; d) memfasilitasi kolaborasi siswa; dan e) memberi nilai dan mengevaluasi pembelajaran kolaboratif yang telah dilaksanakan.
Pembelajaran kolaboratif menuntut siswa untuk mengambil peran-peran baru dan membangun ketrampilan-ketrampilan yang berbeda dari ketrampilan yang lazim mereka lakoni dalam kelas tradisional. Meski peran-peran dan ketrampilan-ketrampilan baru ini sangat baik dipelajari melalui tugas-tugas pembelajaran berfokus konten yang berkelanjutan, namun akan sangat bermanfaat jika sejak awal siswa diperkenalkan pada perubahan ekspektasi belajar.
Memberi alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk saling mengenal satu sama lain, membangun kepercayaan, membangun solidaritas komunitas kelas dan membangun aturan-aturan kelompok akan menjamin bahwa pembelajaran bergerak menuju awal yang positif dengan membantu mengorientasikan siswa pada pembelajaran kolaboratif yang efektif (Barkley, Cross dan Major, 2012: 64).
Menurut Barkley, Cross dan Major, cara yang dapat digunakan untuk memperkenalkan siswa pada peran-peran dan ketrampilan-ketrampilan kolaboratif terbagi dalam tiga kategori, yaitu: 1) pendahuluan dan pemecahan kebekuan; 2) kebijakan dan prosedur pembelajaran; dan 3) orientasi pada pembelajaran kolaboratif.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa proses mengorientasikan siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran kolaboratif, karena hal tersebut berguna untuk memperkenalkan siswa terhadap metode pembelajaran baru yang belum pernah diketahui oleh siswa sebelumnya, agar penerapan proses pembelajaran kolaboratif di dalam kelas dapat berjalan lancar.