Pengertian Teologi Islam - Teologi, dalam arti sederhana membahas soal-soal yang bekaitan dengan diri Tuhan dan hubungan-Nya dengan alam semesta, terutama hubungan-Nya dengan manusia.
Dalam istilah Arab ajaran-ajaran dasar itu disebut Usul al Din,oleh karena itu buku yang membahas soal -soal teologi dalam Islam selalu diberi nama kitab Usul al Din oleh para pengarangnya. Ajaran-ajaran dasar itu disebut juga aqa’id, credos atau keyakinan-keyakinan dan buku-buku yang mengupas keyakinan-keyakinan itu diberi judul al-‘aqa’id seperti Al-A’qa’id al-Nasafiah dan al-‘Aqa’id al-‘Adudiah. Teologi dalam Islam disebut juga ‘ilm al-Tauhid.Kata tauhid mengandung arti satu atau Esa. kataKeesaan dalam pandangan Islam sebagai agama monotaisme, merupakan sifat yang terpenting di antara segala sifat-sifat Tuhan. Selanjutnya teologi Islam disebut juga ‘ilm al-Kalam.Kalam adalah kata-kata. Ada pun bila yang dimaksud dengan kalam ialah sabda Tuhan,maka teologi dalam Islam disebut‘ilm al-Kalam, karena soal kalam, sabda Tuhan atau al-Qur’an pernah menimbulkan pertentangan-pertentangan keras dikalangan umat Islam di abad IX dan X masehi, sehingga timbul penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesama muslim waktu itu.
Pengertian Teologi Islam
Kalau yang dimaksud dengan Kalam ialah kata-kata manusia, maka
teologi dalam Islam disebut “ilm al-Kalam, karena kaum teolog Islam bersilat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Teolog dalam Islam memang diberi nama mutakalimun yaitu ahli debat yang pintar dalam memakai kata-kata. Menurut Muhamad Abduh,teologi adalah jalan yang dipakai untuk mengetahui Tuhan, bukan dengan wahyu saja tetapi juga dengan akal. Akal dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, berusaha memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dan wahyu. Konsep teologi ini dapat digambarkan bahwaTuhan berada dipuncak alam wujud dan manusia di dasarnya. Manusia yang jauh di dasar alam wujud itu berusaha mengetahui Tuhan, dan Tuhan sendiri, karena kasihan melihat kelemahan manusia dibandingkan dengan kemahakuasaan-Nya, membantu manusia dengan menurunkan wahyu.
Menurut Hassan Hanafi, memberikan pengertian teologi islam / ilmu kalam, sebagai sebuah nama yang paling terkenal. Yaitu suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan firman Allah, yakni Al-Qur’an, sebagai subyek.oleh karena itu, kepercayaan religius di ambil dari Al -Qur’an. Atau dikarenakan diskursus utama dalam ilmu ini adalah problematika sekitar apakahfirman Allah itu qadīm (dahulu) atau hadīts (baru). Kondisi demikian, maka nama suatu ilmu pengetahuan merupakan derivasi dari obyek ilmu pengetahuan yang general, yaitu Al-Qur’an, atau obyek yang spesial, yaitu problem ke-qodīm-an atau kebaruan kalam. Kadang-kadang suatu nama itu merupakan derivasi dari metodologi ilmu pengetahuan, yaitu kalam, dialog, debat, dan bantahan atas lawan. Oleh karena itu, sebuah ilmu pengetahuan memulai eksplorasi dengan diskursus tentang “seperti ini” dan mengakibatkan pemilik ilmu pengetahuanadalah kalam, yakni suatu diskursus yang paling valid karena berpegang pada firman Allah di dalam argumen-argumen transferensial yang berpengaruh dalam hati.
Adapun menurut Nurcholish Madjid,ilmu kalam adalah ilmu yang menetapkan kepercayaan dan menjelaskan apa yang terdapat pada nurbuat-nurbuat sudah dikenal oleh umat-umat sebelum Islam. Sebab pada setiap umat selalu ada orang yang bertanggung jawab atas urusan agama, dan berusaha untuk memelihara serta menopangnya.Argumentasi tersebut merupakan cara yang pertama-tama mereka gunakan. Tetapi mereka itu jarang sekali dalam argumentasi menempuh jalan pembuktian rasional, dan jarang sekali pula dalam membangun doktrin-doktrin dan kepercayaan mereka menggunakan apa yang ada dalam hukum alam atau apa yang terkandung oleh susunan semesta. Melainkan metode-metode rasional yang mereka gunakan dalam ilmu itu, dan cara-cara keagamaan yang dipakai untuk mempertahankan dogma-dogma serta mendekatkannya kepada perasaan-perasaan hati (membuatnya popular) berada dalam kedua ujung ekstrimitas yang berlawanan. Kebanyakan agama dikemukakan melalui argumentasi para tokohnya bahwa ia adalah musuh akal, baik dalam resultat maupun premis-premisnya, sehingga bagian terpenting dari pada ilmu-ilmu kalam itu adalah berupa interpretasi, komentar, ketakjuban kepada mu’jizat-mu’jizat, atau kesenangan oleh berbagai cerita fantasi.
Demikianlah
pengertian teologi islam menurut para ulama. Secara historis teologi sebenarnya bermula dari niat tulus umat Islam untuk mempertahankan keimanan dari serangkaian wakil -wakil sekte dan budaya lama. Pemahaman historis menunjukan bahwa teologi tidak lebih adalah formulasi pemikiran ketuhanan yang berusaha menjawab berbagai persoalan agama yang muncul pada waktu tertentu karena sifatnya yang demikian. Maka teologi tidak lain merupakan bagian pemikiran Islam yang selalu mengalami perkembangan. Tetapi, dalam kenyataanya, teologi yang berkembang saat ini sama sekali tidak beranjak dari konsepsi-konsepsi teologi klasik. Teologi seakan-akan menjadi dogma yang universal sifatnya. Teologi telah dimitologikan dan di idiologisasikan. Akibatnya, sangat terasa betapa masing-masing sistem teologi tersebut sedemikian tak berdaya menghadapi persoalan modern.