Pengertian Tuna Daksa - Tuna daksa berasal dari kata “ Tuna “ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh. Dalam banyak literitur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and Health Impairments“ (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat, maupun sesudah kelahiran, menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Pengertian tuna daksa bisa dilihat dari segi fisiknya dan dari segi anatominya :
1. dari segi fisik, tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan di dalam berinteraksi dengan lingkungan social dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program khusus dan layanan khusus.
2. pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan dalam kedokteran, daerah mana yang mengalami kelainan.
Dalam kegiatan sehari-hari penderita Tuna Daksa membutuhkan alat bantu sebagai penunjang kegiatan, hal ini dikarenakan penderita Tuna Daksa memiliki keterbatasan dalam mobilisasi. contoh alat bantu yang digunakan adalah : Tongkat, kaki/tangan palsu, kursi roda dan lain-lain. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mereka memilih pekerjaan sesuai dengan klasifikasi kecacatan masing-masing.
Dengan keterbatasan fisik, namun para penyandang cacat dari golongan tuna daksa ini mereka dapat bersaing dengan orang normal. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang dari penyandang cacat tuna daksa: saya bekerja yang penting halal, dan saya tidak mengharap belas kasihan orang lain.walaupun saya mempunyai kekurangan namun saya mampu menunjukkan pada semua orang bahwa saya mampu dan bisa bersaing dengan orang normal. Dan dari pekerjaan saya itu, saya bisa menikahi pacar saya.
|
Pengertian Tuna Daksa |
Berdasarkan gambaran faktual sebelumnya bawasannya moralitas yang terjadi di Yayasan PALUBI terkait dengan yang dijadikan rujukan peneliti berkaitan dengan aspek-aspek moralitas, yaitu tiga prinsip dasar moralitas menurut Frans Magnis Suseno diantaranya, prinsip bersikap baik, prinsip keadilan, prinsip hormat pada diri sendiri, maka yang terjadi di lapangan adalah sebagai berikut;
Berdasarkan prinsip bersikap baik, hal ini telah ditanamkan jauh-jauh hari oleh pengurus sejak pertama kali membentuk yayasan PA LUBI, menurut Ariyanto (ketua yayasan PALUBI) “prinsip bersikap baik adalah prinsip mendasar bagi warga PALUBI, mengingat keterbatasan anggota kami yang seluruhnya merupakan orang-orang yang berkebutuhan khusus, jadi kalau tidak didasari prinsip tersebut trus mau jadi apa mereka, sudah kurang secara fisik, tidak punya ketrampilan, apalagi kalau memiliki prinsip yang tidak sejalan dengan kami, ya nggak tau seperti apa jadinya mereka” dari paparan Ariyanto dapat dipahami bahwa prinsip bersikap baik merupakan bentuk garis besar aturan organisasi PALUBI, dan sudah terbentuk turun temurun dari kepengurusan yayasan PALUBI. Berdasarkan draft pertanyaan akan keihklasan masuk menjadi anggota PALUBI peneliti bermaksud untuk membuat sinkronisasi dengan apa yang menjadi steatment yayasan dengan apa yang menjadi kesimpulan jawaban anggota, yaitu berkaitan dengan aturan yayasan dan keinginan anggota, maka secara tidak langsung adanya keihklasan dari anggota setidaknya menanamkan prinsip tersebut bahwa dengan memasuki PALUBI maka bermaksud untuk menjadi manusia yang lebih baik minimal melalui sikapnya.
Menilik pada prinsip keadilan dari akumulasi jawaban bahwa anggota akan berbagi pada teman dalam bentuk apapun, tentunya akan sangat efektif, dalam hal ini anggota memiliki kesatuan tekad merasa satu nasib dan berangkat dari keadaan yang sama, prinsip ini diutarakan Taryo salah satu penyandang tuna wicara sejak lahir yang dibantu diterjemahkan oleh pengurus, kurang lebih artinya sebagai berikut “bahwa ketika kami disini memiliki nasib yang sama maka rejeki yang didapat paling tidak bisa merasakan semua buat temen-temen yang ada di PALUBI ini” pernyataan juga ditegaskan Faizin, seorang pengurus PALUBI, “jika ada proyek pengerjaan barang atau pemesanan barang produksi dari PALUBI, kami akan mendistribusikannya secara merata agar seluruh warga PALUBI tidak ada yang hanya diam, nganggur di base camp, pokoknya yang penting datang ke sini ada kegiatan”.
Prinsip selanjutnya adalah prinsip menghormati diri sendiri, menurut pengurus prinsip ini adalah efek positif dari dua prinsip sebelumnya, artinya adalah ketika anggota dapat secara terus menerus melakukan perbuatan baik, dan kemudian diimbangi dengan rasa adil, maka secara otomatis mereka akan merasa terhormat oleh perlakuan orang lain, dan tak jarang orang akan melupakan tentang apa yang menjadi kekurangan anggota selama ini secara fisik. Prinsip-prinsip tersebut kemudian akan dijabarkan secara lanjut dalam analisa pada bab selanjutnya.