Pengertian Lokus Kendali - Salah satu variabel kepribadian yang membedakan seseorang dengan orang lain adalah locus of control atau pusat kendali. Konsep locus of controldigunakan secara luas dalam riset keperilakuan untuk menjelaskan perbedaan perilaku individual dalam setting organizational.
Rotter yang dikutip dalam Prasetyo menyatakan bahwa Locus of Control merupakan “generalized belief that a person can or cannot control his own destiny” atau cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak mengendalikan perilaku yang terjadi padanya.
Robbins dan Judge mendefinisikan lokus kendali adalah : “
Lokus kendali adalah sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Internal adalah individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa -apa pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan eksternal adalah individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan”.
Duffy & Atwarer mengemukakan definisi Locus of control adalah: “Sumber keyakinan yang dimiliki oleh individu dalam mengendalikan peristiwa yang terjadi baik itu dari diri sendiri ataupun dari luar dirinya”.
Berdasarkan berbagai macam definisi yang berbeda-beda dapat dikatakan bahwa locus of control adalah keyakinan seseorang tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau tidaknya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima, sehingga mereka mampu mengontrol peristiwa -peristiwa yang mempengaruhi hidupnya.
Menurut Rotter dalam Ghufron, Locus of Control atau lokus pengendalian yang merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus pengendalian internal yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi. Lokus pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.
|
Lokus Kendali / Locus Of Control |
Locus of control internal yang dikemukakan Lee (1990) yang dikutip oleh Julianto adalah: “Locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa didalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri, tidak peduli apakah lingkungannya akan mendukung atau tidak mendukung. Individu seperti ini memiliki etos kerja yang tinggi, tabah menghadapi segala macam kesulitan baik dalam kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Meskipun ada perasaan khawatir dalam dirinya tetapi perasaan tersebut relatif kecil dibanding dengan semangat serta keberaniannya untuk menentang dirinya sendiri sehingga orang-orang seperti ini tidak pernah ingin melarikan diri dari tiap -tiap masalah dalam bekerja”.
Individu yang memiliki kecenderungan internal memiliki ciri -ciri suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi selalu berusaha menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil dan lebih bertanggung jawab dibandingkan dengan individu yang memiliki kecenderungan letak kendali eksternal.
Locus of Control eksternal yang dikemukakan Lee yang dikutip oleh Julianto adalah: “Individu yang eksternal locus of controlnya cukup tinggi akan mudah pasrah dan menyerah jika sewaktu-waktu terjadi persoalan yang sulit. Individu semacam ini akan memandang masalah -masalah yang sulit sebagai ancaman bagi dirinya, bahkan terhadap orang-orang yang berada disekelilingnya pun dianggap sebagai pihak yang secara diam-diam selalu mengancam eksistensinya. Bila mengalami kegagalan dalam menyelesaikan persoalan, maka individu semacam ini akan menilai kegagalan sebagai semacam nasib dan membuatnya ingin lari dari persoalan.
Individu dengan letak kendali eksternal mempunyai ciri-ciri : 1) kurang inisiatif, 2) mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, 3) kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol, 4) kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. Pada orang yang memiliki letak kendali internal faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan oleh karena itu apabila individu dengan letak kendali internal mengalami kegagalan mereka akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya. Hal ini akan membawa pengaruh untuk tindakan selanjutnya pada masa yang akan datang. Mereka menganggap akan mencapai keberhasilan apabila berusah keras dengan segala kemampuannya.
Menurut Rotter dalam Ghufron, perbedaan karakteristik antara locus of control internal dan eksternal adalah sebagai berikut:
1. Locus of control internal
1) Suka bekerja keras
2) Memiliki insiatif yang tinggi
3) Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah
4) Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin
5) Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil
2. Locus of control eksternal
1) Kurang memiliki inisiatif
2) Mudah menyerah, kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol
3) Kurang mencari informasi
4) Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan
5) Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain
E. Jerry Phares dalam Verawati Silalahi , menjelaskan aspek-aspek Locus of control lebih terperinci, yaitu :
1. Aspek Internal
Seseorang yang memiliki locus of control internal selalu menghubungkan peristiwa yang dialaminya denga faktor dalam dirinya, karena mereka percaya bahwa hasil dan perilakunya disebabkan faktor dari dalam dirinya. Faktor dalam aspek internal antara lain kemampuan, minat dan usaha.
a) Kemampuan. Seseorang yakin bahwa kesuksesan dan kegagalan yang telah terjadi sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki.
b) Minat. Seseorang memiliki minat yang lebih besar terhadap kontrol perilaku, peristiwa dan tindakannya.
c) Usaha. Seseorang yang memiliki locus of control internal bersikap optimis pantang menyerah dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol perilakunya.
2. Aspek Eksternal
Seseorang yang memiliki locus of control eksternal percaya bahwa hasil dan perilakunya disebabkan faktor dari luar dirinya. Faktor dalam aspek eksterna antara lain nasib, keberuntungan, sosial ekonomi, dan pengaruh orang lain.
1) Nasib. Sesorang akan memenganggap kesuksesan dan kegagalan yang dialam telah ditakdirkan dan mereka tidak dapat merubah kembali peristiwa yang telah terjadi. Mereka percaya akan firasat baik dan buruk.
2) Keberuntungan. Seseorang yang memiliki tipe eksternal sangat mempercayai adanya keberuntungan, mereka menganggap bahwa setiap orang memiliki keberuntungan.
3) Sosial ekonomi. Seseorang yang memiliki tipe eksternal menilai orang lain berdasarkan tingkat kesejahteraan dan bersifat materialistik.
4) Pengaruh orang lain. Seseorang yang memiliki tipe eksternal menganggap bahwa orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan yang lebih tinggi mempengaruhi perilaku mereka dan sangat mengharapkan bantuan orang lain.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki
Lokus Kendali / locus of control internal mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, baik berupa kegagalan maupun keberhasilan karena pengaruh dirinya sendiri, sedangkan orang yang memiliki locus of controleksternal memiliki anggapan bahwa faktor-faktor yang ada di luar dirinya akan mempengaruhi tingkah lakunya seperti kesempatan, nasib, dan keberuntungan.