Pengertian Epistemologi - Epistemologi merupakan cabang filsafat ilmu, dimana dalam filsafat ilmu itu dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu: “episteme” berarti pengetahuan (knowledge), dan “logos” berarti teori. Oleh sebab itu, epistemologi sebagai cabang dari flsafat yang secara khusus membahas tentang teori ilmu pengetahuan. Istilah epistemologi ini pertama kali muncul dan dipopulerkan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854 ia membagi filsafat menjadi dua cabang yakni metafisika dan epistemologi, kemudian dikembangkan oleh para filosof abad modern seperti Rene Descartes, David Hume, John Locke, Spinoza, Immanuel Kant dan lain-lain.
Menurut Miska Muhamad, Epistemologi dimaknai sebagai cabang filsafat yang menyelidiki tentang keaslian, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Lebih lanjut dia mendefinisikan bahwa epistemologi ialah ilmu yang membahas apa itu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian terminologi, epistemologi sebagaimana dalam Encyclopedia of Philosophydisebutkan bahwa : Epistemology, or the theory of knowledge, is the branch of philosophy which is concerned with the nature and scope of knowledge, its presupposition and basis, and the general reliability of claim to knowledge.
Secara sederhana pengetahuan (epistemology) dalam International Dictionary of Education diartikan sebagai “collection of facts, values,information, etc, to which man has access through study, intuition or experience”. Maksudnya, pengetahuan merupakan kumpulan fakta-fakta, nilai, keterangan, dan sebagainya yang diperoleh manusia melalui penelaahan, intuisi, dan pengalaman. Secara umum, epistemologi mencoba memecahkan persoalan-persoalan mendasar yang meliputi tiga aspek yaitu:
1. Apakah sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita dapat mengetahuinya (original problem)?
2. Apakah watak dari pengetahuan? Apakah ada dunia yang riil di luar akal dan jika ada mungkinkah kita mengetahuinya? Inilah yang disebut problem penampilan (appearance) terhadap realitas.
3. Bagaimana menguji kebenarannya (validitas)? bagaimana kita bisa membedakan antara kesalahan dan kebenaran itu? ini disebut problem of verification.
Dalam Khasanah
filsafat Islam, dikenal ada tiga buah metodologi pemikiran:
1. Bayani, yaitu sebuah model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Teks sucilah yang mempunyai otoritas penuh untuk untuk memberikan arah dan arti kebenaran, sedang rasio hanya hanya berfungsi sebagai pengawal bagi teramankanya otoritas teks tersebut.
2. Irfani, merupakan model metodologi berfikir yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan.Oleh karena itu, rasio digunakan untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman spiritual tersebut.
3. Burhani, ialah model metodologi berfikir yang tidak didasarkan atas teks maupun maupun pengalaman, melainkan atas dasar keruntutan logika.
Diskursus filsafat akan berkutat tentang bagaimana otoritas pengalaman, rasio (verstand), akal budi (vernunft) dan intuisi. Bagaimana arti avidensi dan syarat-syarat untuk mencapainya. Kemudian, bagaimana cara pembuktian validitas kebenaran yang dikonotasikan dengan kenyataan (koherensi, korespondensi, hermeneutics, dan pragmatis) untuk memahami horizon pengetahuan manusia sebagai upaya mendekati kebenaran dan kenyataan tadi.
Kesemuanya ini akan melahirkan aliran rasionalisme (Descartes, Spinoza, Leibniz), Empirisme (John Locke, David Hume, Berkeley), Kritisisme atau Rasionalisme kritis (Immanuel Kant) positivisme (Auguste Comte) dan Fenomenologi (Husserl) sebagai aliran induk. Pertanyaan-pertanyaan (varian-varian) di atas merupakan pertanyaan yang fundamental dalam epistemologi. Tetapi ini semua bukanlah pertanyaan filosofis semata. Persoalan-persoalan di atas berkaitan erat dengan realitas konkrit. Tanggapan terhadapnya mengandung implikasi dan konsekuensi bagi setiap aspek aktivitas manusia. Jenis masyarakat yang mencoba kita bangun adalah hasil langsung dari tanggapan ini. Oleh karena itu, epistemologi sebagai cabang filsafat pengetahuan berhubungan dengan tiga masalah yang meliputi: Pertama, filsafat mencoba menguak dan mencari hakekat kebenaran. Kedua, metode, yaitu mengantarkan manusia untuk memperoleh pengetahuan. Ketiga, sistem, bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu.
Sedangkan menurut The Liang Gie,epistemologi adalah cabang filsafat yang bersangkutan dengan filsafat dasar dan ruang lingkup pengetahuan, pra anggapan-anggapan dan dasar-dasarnya serta realibilitas umum dari tuntutan akan pengetahuan. Diterangkan pula bahwa epitemologi bersangkutan dengan masalah yang meliputi; filsafat yang berusaha mencari hakekat dan kebenaran pengetahuan, metode yang berusaha mengantarkan manusia untuk memperoleh pengetahuan, sistem yang bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.
Dari beberapa
pengertian epistemologi di atas dapat disimpulkan bahwa epistemoligi adalah bagian dasar dari tiga bagian dalam filsafat yang memiliki fokus mencari tahu bagaimana pengetahuan itu didapatkan dan meliputi pertanyaan-pertanyaan mendasar lain.