Pengertian Pembelajaran Konvensional - Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Selanjutnya, menurut Roy Killen dalam Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa model pembelajaran konvensional ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction), karena dalam model ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Menurut Wina Sanjaya terdapat beberapa karakteristik model pembelajaran konvensional di antaranya:
a. Proses pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal. Artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentifikasinya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar, dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
|
Pembelajaran Konvensional |
Model pembelajaran konvensional merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, dalam pembelajaran bahwa guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui model ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model pembelajaran konvensional adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, strategi pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentifikasinya dengan ceramah. Menurut Wina Sanjaya metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana menjelaskan metode ceramah tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pembelajaran melalui ceramah. Menurut Nana Sudjana terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah, yakni:
a. Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan yang hendak dicapai
2) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia
3) Alat, fasilitas, waktu yang tersedia
4) Jumlah murid beserta taraf kemampuannya
5) Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
6) Pemilihan metode mengajar lainnya sebagai metode bantu.
7) Situasi pada waktu itu.
b. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah. Pada umumnya tiga langkah pokok yang harus dilakukan, yakni: persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.
2) Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.
3) Tahap asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan/disediakan tanya jawab dan diskusi.
4) Tahap generalisasi atau kesimpulan, pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.
5) Tahap aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini, diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bisa dalam bentuk lisan, tulisan, tugas, dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran konvensional ini menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru, yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal, pemberian tugas, demonstrasi. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar.