Pengertian Senam Lantai - Menurut Wuryati Soekarno yang di kutip oleh Siti Nurjanah, “Senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihannya dilakukan di atas lantai dengan beralaskan matras sebagai alat yang dipergunakan”. Berdasarkan materi yang ada dalam latihan senam lantai, keterampilan tersebut di atasterbagi ke dalam unsur gerakan yang bersifat statis (diam ditempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis meliputi: kayang, sikap lilin, splits, berdiri dengan kepala, berdiri dengan kedua tangan dan lain sebagainya. Sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis meliputi; guling depan, guling belakang, guling lenting, meroda dan lain sebagainya.
Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik.
Dikatakan senam lantai karena keseluruhan keterampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainnya. Senam lantai mengacu pada pada gerak yang dikerjakan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari kemampuan komponen motorik/gerak seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, dan ketepatan.
Bentuk latihan senam lantai itu sendiri dapat dipisahkan dalam beberapa kelompok, ditinjau dari tempat (diam ditempat) dan bergerak. Kelompok senam yang bergerak terdiri dari bergerak ke depan misalnya guling depan, lompat harimau, handspring, macam-macam kip, walk over muka, round off, salto. Sedangkan untuk yang bergerak ke belakang misalnya guling belakang, stut, walk over/be, hands spring dan salto. sedangkan bentuk–bentuk latihan senam lantai menurut Agus Mahendra dalam Siti Nurjanah, terdiri dari beberapa keterampilan diantaranya:
a. Lenting tengkuk.
b. Lenting kepala (Head Spring).
c. Gerakan berguling ke depan dilanjutkan lenting tengkuk atau kepala.
d. Berdiri tangan (Handstand).
e. Berguling ke belakang diteruskan dengan meluruskan kedua kaki serentak ke atas (Back Extention).
f. Salto bulat ke depan.
g. Meroda (Raslag / cart wheel).
Guling belakang merupakan materi di dalam olahraga senam lantai. Menurut Sunarsih, dkk, gerak guling disebut juga dengan gerakan roll. Gerakan berguling dapat dilakukan ke depan dan dapat pula dilakukan ke belakang. Guling belakang adalah gerakan mengguling dengan posisi badan mengarah ke depan kemudian mengguling ke belakang dengan tumpuan kedua tangan yang kuat dan diakhiri dengan sikap awal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran materi pokok senam terutama guling belakang diperlukan komunikasi atau arahan yang tepat dari guru kepada siswa supaya cedera dapat dihindari dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan guling belakang.
|
Senam Lantai |
Menurut Agus Mukholid dalam Sri Heriyanti, senam lantai guling belakang adalah bentuk gerakan mengguling yang di mulai dari pantat, pinggang bagian belakang, punggung, kepala bagian belakang, dan kedua kaki. Sedangkan Roji dalam Sri Heriyanti, berguling belakang adalah gerakan badan berguling ke arah belakang melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung, dan tengkuk.
Tim Abdi Guru, menjelaskan bahwa Gerakan berguling belakang merupakan kebalikan dari gerakan berguling ke depan, dengan cara melakukannya yaitu:
a. Mulailah duduk di tepi matras membelakangi matras.
b. Lutut ditekuk rapat, punggung membusur, dagu dimasukkan ke dada.
c. Kedua tangan dilipat dan telapak-telapak tangan terbuka sejajar dengan bahu.
d. Bergulinglah ke belakang dengan cara menggelinding, kedua kaki diluruskan ke belakang.
e. Kembali ke sikap jongkok, kemudian berdiri tegak.
Guling belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dengan posisi badan tetap harus membulat, yaitu: kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada. Menurut Muhajir, cara melakukan guling ke belakang adalah:
a. Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat.
b. Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang.
c. Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera di lipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
d. Kaki segera diayunkan ke belakangmelewati kepala, dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.
Dijelaskan oleh Eko Suwarso, dkk. , latihan berguling ke belakang cara melakukannya:
a. Sikap Awal jongkok di matras.
b. Kedua telapak tangan lurus ke depan.
c. Jatuhkan pantat ke matras. Tolakkan kedua kaki ke belakang dengan kepala di tekuk.
d. Saat bahu menyentuh matras, tekuk kedua siku di samping kepala. Kedua telapak tangan menyentuh matras.
e. Dorong kedua tangan agar badan terangkat dan menggelinding ke belakang. Kedua kaki ditekuk.
f. Lakukan pendaratan dengan kedua kaki.
g. Sikap akhir jongkok kembali.
Muhajir, mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerakan guling belakang meliputi :
a. Penempatan tangan terlalu jauh di belakang, sehingga sikapnya salah dan tidak membuat tolakan.
b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling ke belakang, hal ini disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat.
c. Salah satu tangan yang menumpu kurang kuat, atau bukan telapak tangan yang digunakan untuk menumpu di atas matras.
d. Posisi mengguling kurang sempurna, hal ini disebabkan kepala menoleh ke samping.
e. Keseimbangan tidak terjaga dan oleng, karena mendarat dengan menggunakan lutut (seharusnya telapak kaki).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
senam lantai guling belakang adalah gerakan mengguling dengan posisi badan mengarah ke depan kemudian mengguling ke belakang dengan tumpuan kedua tangan yang kuat dan diakhiri dengan sikap awal. Untuk menghasilkan guling belakang yang baik, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, yang meliputi : sikap permulaan, gerakannya, dan sikap akhir. Kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan gerakan guling belakang, umumnya adalah keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling belakang, hal ini disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat.