Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jama’ dari khulq yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Akhlaq merupakansifat manusia yang terdidik. Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pertimbangan. Al-khulq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Pengertian secara istilah cukup beragam, namun keragaman tersebut melengkapi pengertian yang lain sehingga kita mendapatkan pengertian yang luas dan mendalam.
Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) sebagaimana dijelaskan oleh Asep Umar Ismail, menyatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Al-Ghazali (w. 550 H/1111 M) sebagaimana dijelaskanoleh Asmaran, menyatakan bahwa akhlak adalah gambaran tentang keadaan jiwa yang tertanam secara mendalam. Keadaan jiwa itu melahirkan tindakan dengan mudah dan gampang tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak adalah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwakehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. Al-khulqdisebut sebagai kondisi atau sifat yang telah meresap dan terpatri dalam jiwa, karena seandainya ada seseorang yang mendarmakan hartanya yang jarang sekali untuk sesuatu hajat dansecara tiba-tiba, maka bukanlah orang yang demikian itu disebut orang yangdermawan sebagai pantulan dari kepribadiannya.
Akhlak yang baik memunculkan budi pekerti mulia akhlakul mahmudah, yang dapat membawa kedalam kedamaian dan ketenanganhidup sedangkan akhlak yang buruk akan memunculkan perbuatan tercela akhlakul madzmumah, yang berujung pada penyesalan, kehinaan dan kebinasaan.
Nilai-nilai akhlak mulia hendaknya ditanamkan sejakdini melalui pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga, melalui pembudayaan dan pembiasaan. Kebiasaan tersebut akhirnya diaplikasikan dan diterapkan dalam pergaulan di masyarakat.
Ciri-ciri perbuatan akhlak adalah sebagai berikut :
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang tertanam secara terus menerus dalam jiwa seseorang sehingga kuat dan mengakar.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dengan mudah dan gampang tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan.
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalamdiri seseorang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan sesungguhnya, perbuatan yang tidak dilakukan dengan bermain-main atau karena sandiwara. Perbuatan akhlak merupakan perbuatan nyata dalam kondisi sosial.
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang terpuji dikarenakan untuk ibadah atas dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Allah, semata-mata mengharapkan keridhoan-Nya.
Untuk menjalani kehidupan dengan baik, manusia beriman hendaknya mengikuti akhlak yang telah dicontohkan oleh Rosullulah. Dengan mencontohnya, akhlak yang terbentuk merupakan akhlak yang sempurna.
Akhlak yang baik memunculkan budi pekerti mulia (akhlakul mahmudah), yang dapat membawa kedalam kedamaian dan ketenangan hidup, sedangkan akhlak yang buruk akan memunculkanperbuatan tercela (akhlakul madzmumah), yang berujung pada penyesalan, kehinaan dan kebinasaan.
Akhlakul madzmumah atau akhlak tercela dibedakan atas maksiat lahir dan maksiat batin. Maksiat lahir adalah maksiat yang telah dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan, mata,telinga, kaki dan sebagainya. Maksiat batin adalah maksiat yang dikerjakan oleh anggota batin yaitu hati. Kedua maksiat tersebut membuat orang celaka. Maksiat lahir seperti berkata yang tidak membawa berkah manfaat baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Sedangkanmaksiat batin dapat berupa marah (gadab), sombong, takabur, dan lain sebagainya.
|
Akhlak |
Istilah dalam Akhlak
Dalam pembahasan akhlak ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak, beberapa istilah tersebut antara lain: etika, moral dan kesusilaan. Untuk pengertian selanjutnya adalahsebagai berikut:
a. Etika
Menurut Ahmad Amin, etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untukmelakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
Soegarda Poerbakawatja etika adalah pengetahuan nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk.
Ki Hajar Dewantara menyebutkan etika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai gerak pikiran dan rasa yang merupakan ertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuan dalam bentuk perbuatan.
Etika adalah yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut, baik dan buruk, maka ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Atau dengan kata lain dengan akallah orang dapat menentukan baik buruknya perbuatan manusia.
Perbuatan disebut baik karena akal memutuskannya baik, dan buruk karena akal memutuskannya buruk.
b. Moral
Secara bahasa moral berasal dari bahasa Latin mores yang merupakan bentuk jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Istilah moral dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan. Moral dipahami juga sebagai prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik.
Moral merupakan ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik, berpedoman pada adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Suatu perbuatan dinyatakan bermoral, apabila sesuai dan sejalan dengan adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat. Bisa jadi moral di suatu masyarakat satu berbeda dengan masyarakat yang lain.
c. Susila
Secara bahasa susila berasal dari bahasa Sansekerta. Su berarti baik atau bagus, sedangkan sila berarti dasar, prinsip, peraturan atau norma. Jadi dapat diartikan bahwa susila merupakan dasar, prinsip, peraturan atau norma hidup yang baik dan bagus. Istilah susila pun mengandung pengertian peraturan hidup yang lebih bagus atau bagus.
Selain itu, istilah susila dapat juga berarti sopan, beradab dan baik budi bahasanya. Dengan demikian kesusilaan dengan penambahan awalan ke dan akhiran an sama artinya dengan kesopanan.
Kesusilaan dalam pengertian yang berkembang di masyarakat mengacu kepada makna membimbing, memandu mengarahkan, dan membiasakan seseorang atau kelompok orang untuk hidup sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Susila atau kesusialaan berarti prinsip hidup yang baik, kesopanan dan arahan untuk menjalani hidup sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Seseorang yang hidup tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat dinyatakan bahwa yang bersangkutan asusila atau tuna susila, yang berarti tidak memiliki susila.
Dengan membandingkan pengertian akhlak, etika, moral dan susila. Istilah tersebut memiliki persamaan dan perbedaan yang cukup mendasar.
Persamaannya yakni ;
1) Akhlak, etika, moral dan susila mengacu pada ajaranatau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat yang baik.
2) Akhlak, etika, moral dan susila merupakan prinsip aturan hidup manusia untuk menakar harkat dan martabat kemanusiaannya.
3) Akhlak, etika, moral dan susila tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, akan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki oleh setiap orang.
Selain terdapat persamaan terdapat pula perbedaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing istilah tersebut. Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan atau sifat perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari Allah.
Sementara itu etika merupakan filsafat nilai, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika sangat tergantung pada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.
Adapun moral merupakan ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik dan berlaku di masyarakat. Moral berpedoman pada adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Jika etika bersifat konseptual teoritis, maka moral bersifat terapan karena mengacu pada apa yang berlaku di masyarakat. Etika dan moral bersumber dari akal sehat dan nurani yang jernih, berarti kualitas moral masyarakat sangat tergantung kualitas manusianya.
Sedangkan susila atau kesusilaan memiliki dua pengertian. Pertama dasar, prinsip peraturan atau norma hidup yang baik. Kedua merupakan proses membimbing, membiasakan seseorang atau sekelompok orang untuk hidup sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Moral dan susila bersumber dari pada akal sehat dan nurani yang telah menjadi kesadaran di suatu masyarakat. Etika, moral dan susila akan berdiri kokoh bila dipadukan akhlak Islam dan diterapkan dalam setiap pribadi muslim, keluarga dan masyarakat.