Koping berasal dari kata cope yang dapat diartikan menghadang, melawan ataupun mengatasi. Kartono & Gulo mengartikan cope sebagai menangani suatu masalah menurut suatu cara, seringkali dengan cara menghindari, melarikan diri dari atau mengurangi kesulitan dan bahaya yang timbul. Koping oleh Pramadi & Lasmono diartikan sebagai respons yang bersifat perilaku psikologis untuk mengurangi tekanan dan sifatnya dinamis.
Stone dan Neale menyebutkan bahwa coping merupakan cara yang dilakukan individu baik yang tampak atau tidak tampak untuk menghadapi situasi yang menimbulkan tekanan. Koping disini dipandang sebagai suatu proses dinamik dari suatu pola perilaku atau pikiran-pikiran seseorang yang secara sadar digunakan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan dalam situasi yang menekan atau menegangkan. Smet mengatakan coping merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk menghadapi situasi yang menekan.
Koping melibatkan upaya untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi atau mengurangi stres. Stres adalah respons individu terhadap stressor, yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam mereka dan menuntut kemampuan koping mereka. Stres merupakan keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan, entah nyata atau tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada padanya.
Stress adalah pengalaman emosi negatif yang diiringi dengan perubahan fisiologis, biokimia dan behavioral yang dirancang untuk mereduksi atau menyesuaikan diri terhadap stressor dengan cara memanipulasi situasi atau mengubah stressor atau dengan mengakomodasi efeknya.
Niam menyatakan bahwa koping terhadap stres adalah suatu usaha untuk menghadapi situasi yang dapat menimbulkan frustrasi, stress atau tekanan perasaan dengan mengurangi, memperkecil dan mengendalikan pengaruh lingkungan dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap sebagai tantangan, ketidakadilan, kerugian dan ancaman. Beberapa stressor bersifat akut; dengan perkatan lain, beberapa stessor dapat berupa peristiwa atau stimuli yang terjadi secara tiba-tiba seperti terluka oleh kaca yang jatuh. Stressor lain bersifat kronis, atau berjangka-waktu lama, seperti kekurangan gizi atau terkena HIV-positif. Di samping itu terdapat pula stressor emosional dan psikososial, seperti kematian seseorang yang dicintai atau terkena diskriminasi.
Berdasarkan uraian di atas, Koping stres dimaknai sebagai upaya atau cara yang dilakukan individu untuk mengatasi berbagai situasi atau permasalahan yang dapat menimbulkan tekanan ataupun memicu timbulnya stress dengan tujuan untuk menyelesaikan sumber stress atau tekanan tersebut.