Pengertian Nabi dan Rasul - Mengenai pengertian nabi dan rasul terdapat beberapa pandangan,namun intinya sama, misalnya, dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, dijelaskanbahwa nabi (jamaknya anbiya atau nabiyyun) menurut bahasa Arab berartiorang yang memberitakan atau menyampai berita. Kata nabi itu, dalam
teologi Islam, dipahami oleh para teolog sebagai kata yang mengacu kepada manusiapilihan Tuhan. Yakni manusia yang tergolong tingkatan tertinggi.
Kata al-Anbiya adalah bentuk jamak dari kata an-Nabiy, diambil dari ata kerja nabaa. Di dalam sejarah kamus dijelaskan bahwa an-Nabiy berarti orang yang menyampaikan berita dari Allah Ta’ala. Allah memberi khabarkepada nabi tentang keesaan-Nya, menjelaskan masalah-masalah yang ghaib, dan memberitahukan bahwa dirinya adalah seorang nabi. Dikatakan bahwa an-Nubuwwah yaitu ar-Rif'ah. Seseorang dikatakan sebagai nabi karenaketinggian derajatnya di hadapan manusia lainnya.
Pendapat sama dikemukakan oleh Humaidi Tatapangarsa sebagaiberikut. Menurut bahasanya, “nabi” berasal dari bahasa Arab “naba” (an-Naba) yang artinya: berita. Jadi, nabi berarti “pembawa berita”. Yangdimaksudkan adalah berita dari Tuhan yang berupa wahyu atau agama. Selainarti menurut bahasa Arab ini, nabi juga bisa diartikan menurut bahasa Ibrani atau Hebrew.
Arti nabi menurut bahasa Ibrani ialah orang yang menceritakan soal-soal agama. Kemudian dari segi istilah kata “nabi” pada umumnya diartikan dengan orang yang diberi wahyu oleh Tuhan berupa suatu syari’ah(agama) yang tertentu. Dalam pada itu, rasul menurut bahasanya berartiutusan. Yang dimaksudkan ialah utusan Allah. Sedang menurut arti istilah rasul adalah orang yang diberi wahyu oleh Tuhan berupa suatu syariah yang tertentu, diperintahkan menyampaikan wahyu yang diterimanya itu kepada umatnya.
|
Nabi dan Rasul |
Dalam Ensiklopedi Islam (ringkas), pengertian nabi dibedakan menjadi dua kelompok:
1. Rasul (jamaknya rusul) yang berarti “utusan”, “duta”. Al-Qur'an sering menyebut al-mursalun (orang-orang yang dikirim) sebagai seorang utusan Tuhan yang mengajarkan agama atau wahyu yang baru. Yang tergolong dalam kelompok ini adalah Adam, Syis, Nuh, Ibrahim, Ismail, Musa, Luth, Shaleh, Hud, Syu’aib, Isa (Yesus), dan Muhammad. Al-Qur’an menyebutkan beberapa orang dari kelompok ulul azmi (pemilik keteguhan hati), sekalipun al-Qur’an tidak menyebutkan mereka yang tergolong kelompok ini. Namun sejumlah mufasir mengajukan nama kelompok ulul azmi ini.
2. Nabi adalah seorang utusan Tuhan yang membawakan ajaran agama yang telah dibawakan ole rasul sebelumnya. Seorang nabi juga disebut sebagai basyir (orang yang membawa berita gembira) dan disebut juga sebagai nadzir(orang yang menyampaikan peringatan) sesuai dengan ajaran yang disampaikannya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara pengertian nabi dan rasul, perbedaan itu adalah: nabi tidak diperingatkan menyampaikan wahyu Tuhan yang diterimanya itu kepada umatnya, sedang rasul di samping untuk dirinya sendiri juga mempunyai beban risalah, maksudnya, disamping menerima wahyu kenabian untuk dirinya sendiri, juga mempunyai tugas untuk menyampaikan wahyu itu kepada kaumnya. Rasul berkewajiban untuk mengajak kaumnya ke jalan yang benar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap rasul adalah nabi dan sebaliknya setiap nabi belum tentu seorang rasul.
Amin Syukur dalam bukunya Pengantar Studi Islamjuga berpendapat sebagai berikut. Nabi secara terminologi ialah manusia pilihan Allah untuk menerima wahyu. Nabi dalam pengertian ini sama dengan pengertian rasul. Namun ada yang membelokkannya, bahwa rasul ialah manuasia pilihan Allah yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya, sedangkan nabi menerima wahyu akan tetapi tidak diwajibkan menyampaikan wahyu kepada umatnya. Dan ada yang mengatakan lain, bahwa rasul itu membawa syariat (aturan) baru, sedangkan nabi tidak. Dalam al-Qur’an sering dipakai kedua istilah tersebut untuk maksud yang sama. Dan akadang istilah rasul diperuntukkan selain manusia seperti malaikat.
Islam menjadikan iman kepada para nabi dan rasul sebagai salah satu rukun Aqidah Islamiyah(rukun iman).
Artinya: Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan) “kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”. (QS al-Baqarah: 285)
Para rasul hakekatnya adalah rahmat Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah manusia dan dari segala bangsa, Allah telah mengutur rasul untuk memimpin manusia ke jalan yang benar. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai rasul, maka apabila telah datang rasulmereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dianiaya. (QS Yunus: 47)
Sejalan dengan keterangan di atas, Taib Tahir Abd Muin mengatakan, iman kepada para rasul Allah ialah kita wajib mempercayai bahwa para rasul itu manusia yang dipilih menjadi utusan Allah untuk menyampaikan hukum-hukum, undang-undang atau aturan-aturan kepada manusia pada setiap periode dan masanya masing-masing.
Kenabian merupakan karunia Allah yang dianugerahkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya yang tidak bisa diperoleh dengan kemampuan akal, tidak bisa dicapai dengan usaha dan memperbanyak ketaatan, dan tidak pula diterima sebagai warisan. Akan tetapi hanya bisa diterima melalui ilham Ilahi dan taufiq-Nya.
Firman Allah Artinya: Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS al-Haj: 75)
Hubungan ruhaniyah antara jiwa manusia dengan alam di balik alam duniawiyah ini, kiranya telah dapat mendekatkan pemahaman akal kita bahwa Allah memilih jiwa-jiwa yang mempunyai hubungan erat dengan alam itu. Kemudian memberinya wahyuadalah merupakan hal yang dapat diterima akal. Kemudian wahyu yang sudah diterima dan berisi ajaran aqidah dan kemalahatan manusia itu merupakan kewajiban dari Allah yang harus disampaikan kepada umat manusia. Karena itu, manusia juga wajib menerima ajaran itu dan mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan mereka.