Pengertian konsep diri - Dalam kajian psikologi, self (diri) dapat dipahami dalam dua arti yaitu pertama, sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan kedua, suatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Arti pertama untuk menunjuk pada selfitu sendiri, dan arti kedua sering disebut dengan istilah ego.
Konsep diri dapat diartikan gambaran mental seseorang terhadap dirinya, pandangan terhadap dirinya, penilaian terhadap diri, serta usaha untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri.
Konsep diri (self-Concept) adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri terhadap diri sendiri yang terorganisir. Konsep diri memberikan sebuah kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan dan banyak hal lainnya (Klein, lotus, & Burton, 1989; Van Hook & Higgins, 1988).
Konsep diri (self-concept) adalah gagasan tentang diri sendiri. Konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan. Penglihatan kita atas diri sendiri disebut gambaran diri (self-image.). Perasaan kita atas diri sendiri merupakan penilaian kita atas diri sendiri (self-evaluation). Harapan kita atas diri kita sendiri menjadi cita-cita diri (self-ideal).
Acuan dari teori psikologi menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan kegagalan dirinya.
Menurut Brooks dalam Rakhmat, konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri yang bersifat psikologis, biologis, sosial dan fisik.
Menurut Musthofa Fahmy konsep diri adalah “ sekumpulan pengenalan orang terhadap dirinya dan penilaiannya terhadap dirinya itu”.
|
Konsep Diri |
Sementara dalam kajian psikologi kepribadian, terdapat banyak nama yang membahas secara dalam tentang selfyang di kemudian hari banyak dirujuk sebagai dasar kajian kepribadian manusia. Beberapa nama yang terkenal antara lain Rogers (1951), Jung (1954), dan Adler (1960). Self menjadi posisi sentral dalam teori kepribadian Rogers, untuk kemudian Rogers mengembangkan self theory menjadi dalil-dalil diri yang menjadi dasar konseling yang berpusat pada pribadi (Counseling client centre). The self occupies a central position in the personality theory of Carl R. Rogers. He visualizes each individual as the center of a continually changing world, some of which is experienced consciously but most of which is not. Individuals think, feel, and act in response to their environment in accordance with how they experience or perceive it, and their form of experience or perception is their “reality.” Rogers dalam Lindgren dan Fisk (1976) mendefinisikan konsep diri dengan bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak merespon diri sendiri dan lingkungannya.
Lebih lanjut Rogers menjelaskan bahwa The self-concept of a mentally healthy person is consistent with his or her thoughts, experiences, and behavior. konsep diri pada individu yang bermental sehat
dicirikan dengan adanya kesesuaian antara pikiran, pengalaman, dan perilaku.
Adler mendefinisikan konsep diri sebagai sesuatu sistem yang sangat pribadi dan subyektif dimana seseorang menginterpretasikan dan memberi makna terhadap pengalaman-pengalamannya.
Sedangkan self concept dalam konsep Jung dikenal dengan konsep individuasi yaitu kesadaran seseorang terhadap apa yang ada pada dirinya yang selalu berproses untuk menjadi diri yang unik.
Dari beberapa
pengertian konsep diri diatas dapat diambil sebuah pemahaman bahwa konsep diri merupakan penilaian seseorang atas dirinya baik mental, pikiran dan perasaan yang terbentuk sebagai hasil interaksi dengan orang lain.