Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Kebudayaan sendiri adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu dan lain-lain).
Terdapat beberapa definisi mengenai pengertian budaya sekolah menurut pendapat beberapa pakar.
Short dan Greer mendefinisikan bahwa budaya sekolah merupakan keyakinan, kebijakan, norma, dan kebiasaan dalam sekolah yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara melalui pimpinan dan guru-guru di sekolah. Uteach juga memberikan definisi sendiri bahwa: “School culture is the behind-the-scenes context that reflects the values, beliefs, norma, traditions, and ritual that build up over time as people in a school work together”. Kultur sekolah bisa juga disebut budaya sekolah karena selalu menentukan bagaimana orang bekerja dan beraksi. Dengan demikian, istilah budaya sekolah adalah pemindahan norma, nilai, dan tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga budaya sekolah dapat mengalami perubahan baik secara sengaja maupun tanpa disengaja.
Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesama, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga kependidikan, antara tenaga kependidikan dengan pendidik dan peserta didik, dan antar anggota kelompok masyarakat dengan warga sekolah.
Zamroni memberikan batasan bahwa budaya sekolah adalah pola nilai-nilai, prinsi-prinsip, tradisi-tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah, dikembangkan sekolah dalam jangka waktu yang lama dan menjadi pegangan serta diyakini oleh seluruh warga sekolah sehingga mendorong muncul sikap dan
perilaku warga sekolah. Warga sekolah menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terdiri dari peserta didik, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendidik serta komite sekolah. Salah satu subyek yang diambil dalam penelitian budaya sekolah ini yaitu peserta didik (siswa).
Zamroni mengemukakan penting sebuah sekolah memiliki budaya atau kultur. Sekolah sebagai suatu organisasi harus memiliki: (1) kemampuan untuk hidup, tumbuh berkembang dan melakukan adaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada, dan (2) integrasi internal yang memungkinkan sekolah untuk menghasilkan individu atau kelompok yang memiliki sifat positif. Suatu organisasi termasuk sekolah harus memiliki pola asumsi-asumsi dasar yang dipegang bersama seluruh warga sekolah. Memperhatikan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan pola-pola yang mendalam, kepercayaan nilai, upacara, simbol-simbol dan tradisi yang terbentuk dari rangkaian, kebiasaan dan sejarah sekolah, serta cara pandang dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada di sekolah.
Budaya sekolah sebenarnya dapat dikembangkan terus-menerus kearah yang lebih positif. Balitbang memaparkan aspek-aspek mengenai budaya utama (core culture) yang direkomendasikan untuk dikembangkan sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Budaya jujur
Adalah budaya yang menekankan pada aspek-aspek kejujuran pada masyarakat dan teman-teman.
2) Budaya saling percaya
Adalah budaya yang mengkondisikan para siswa dan warga sekolah untuk saling mempercayai orang lain.
3) Budaya kerja sama
Adalah budaya yang membuat orang-orang saling membantu dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan.
4) Budaya membaca
Adalah budaya yang membuat seseorang menjadi gemar membaca.
5) Budaya disiplin dan efisien
Adalah budaya taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercayai termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
6) Budaya bersih
Adalah budaya yang mengajarkan tentang bagaimana menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan.
7) Budaya berprestasi
Budaya yang menciptakan kondisi yang kompetitif untuk memacu prestasi siswa.
8) Budaya memberi penghargaan dan menegur
Adalah budaya yang memberikan respon dengan menyapa pada setiap orang yang ditemui.
Budaya sekolah merupakan pola dari nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendididkan, seperti cara melaksanakan pekerjaan disekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.
Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang diciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh ,unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah.
Setiap sekolah harus dapat menciptakan budaya sekolah sendiri sebagai identitas diri, dan juga sebagai rasa kebanggaan akan sekolah. Kegiatan tidak hanya terfokus pada intrakulikuler, tetapi juga ekstrakulikuler yang dapat mengembangkan otak kiri dan kanan secara seimbang sehingga melahirkan kreativitas, bakat dan minat siswa. Selain itu, dalam menciptakan budaya sekolah yang kokoh, kita hendak berpedoman pada misi dan visi sekolah yang tidak hanya mencerdasakan otak saja, tetapi watak siswa serta mengacu pada 4 tingkatan umum kecerdasan yaitu: kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan rohani (SQ) dan kecerdasan sosial.
Keterlibatan orang tua dalam menunjang kegiatan sekolah, keteladanan guru (mendidik dengan benar, memahami bakat, minat dan kebutuhan belajar anak, menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan serta memfasilitasi kebutuhan belajar anak), dan prestasi siswa yang membangakan adalah tiga hal yang akan menyuburkan budaya sekolah. Pengelolaan kelas yang baik maka akan menyebabkan prestasi akademik yang tinggi. Bila siswa memiliki karakter yang baik, maka hal ini akan berpengaruh langsung terhadap prestasi akademik yang tinggi. Langkah pertama dalam mengaplikasikan pendidikan karakter di sekolah adalah menciptakan suasana atau iklim sekolah yang cocok yang akan membantu transformasi guru-guru dan siswa, juga staf-staf sekolah. Semua langkah dalam model pembelajaran nilai-nilai karakter ini akan berkontribusi terhadap budaya sekolah.
Kesimpulan pengertian budaya sekolah merupakan Interaksi internal kelompok dan antar kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah. Selain itu, budaya sekolah diyakini merupakan aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.